Akses Ekspor Unggas dan Telur ke UEA Dibuka, Indonesia Segera Pasok Pasar Timur Tengah

Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan Indonesia resmi memperoleh persetujuan sebagai negara asal pemasukan produk unggas dan telur konsumsi ke Uni Emirate Arab (UEA).

 

Persetujuan ini didapat dari PT Lulu Group Internasional (PT Lulu), yakni jaringan ritel besar berbasis di Timur Tengah yang mengaku tertarik menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam distribusi produk unggas dan telur konsumsi ke pasar UEA.

 

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, keputusan kerja sama tersebut menjadi peluang pelaku usaha peternakan di Indonesia dalam meningkatkan ekspor yang lebih luas lagi.

 

Adapun pernyataan persetujuan PT Lulu untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia terjadi saat Agung Suganda menerima audiensi perwakilan PT Lulu di Kantor Pusat Kementan, Kamis (27/3) lalu. Agung menegaskan, persetujuan ekspor melakui kerja sama dengan PT Lulu tersebut membuktikan produk peternakan Indonesia telah memenuhi standar internasional.

 

"Keputusan UEA ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap kualitas dan keamanan pangan dari produk unggas serta telur konsumsi di Indonesia. Kami berharap industri peternakan nasional dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik," tutur Agung melalui pernyataan tertulis resminya, dikutip Jumat (28/3).

 

Sementara itu, PT Lulu mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar dalam industri peternakan. Melalui persetujuan ini, pihaknya melihat peluang kerja sama yang lebih erat untuk memastikan pasokan berkualitas tinggi bagi konsumen di UEA.

 

PT Lulu pun menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan eksportir Indonesia, guna memastikan kelancaran distribusi produk unggas dan telur konsumsi ke pasa UEA.

 

"Kami optimistis bahwa produk unggas dan telur dari Indonesia akan mendapat sambutan positif di UEA. Kolaborasi ini bukan hanya tentang bisnis tetapi juga membangun rantai pasok yang kuat dan berkelanjutan," tambah perwakilan PT Lulu.

 

Lebih lanjut, Agung memastikan, pemerintah akan terus mendukung daya saing produk peternakan Indonesia di pasar global. "Kami akan memastikan bahwa seluruh proses produksi dan ekspor memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga ekspansi pasar ke Timur Tengah dapat berjalan lancar dan berkelanjutan," sambung Agung.

 

Sebelumnya, menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono, Indonesia di tahun ini diperkirakan akan mengalami surplus telur. Hal ini diketahui dari proyeksi neraca pangan 2025 Badan Pangan Nasional (Bapanas), produksi telur ayam ras mencapai 6,4 juta ton/tahun. Sementara untuk kebutuhan bulanan hanya sekitar 518 ribu ton/bulan.

 

"Surplus ini menunjukkan kapasitas produksi yang kuat. Kami akan terus memastikan keseimbangan antara pasokan dan harga agar tidak merugikan peternak maupun konsumen," jelas Arief.

 

Peluang ekspor telur ayam ke berbagai negara juga menurutnya, berpotensi menuju pasar Amerika Serikat (AS).

 

"Kekurangan stok telur ayam di negara lain bisa menjadi peluang bagi kita untuk ekspor, salah satu rencana ekspor adalah ke AS. Berdasarkan neraca komoditas, pemerintah siap mengirimkan 1,6 juta butir telur setiap bulan," tandas Arief.

 

Repost dari Valid News : https://validnews.id/ekonomi/indonesia-akan-segera-ekspor-unggas-dan-telur-ke-uea