Apresiasi Rumah Susu Sentul, Dirjen PKH : Replikasi di Sentra Sapi Perah Nasional
Upaya membangun kedaulatan pangan nasional kini mendapat energi baru dari para peternak sapi perah lokal. Lewat tangan dingin koperasi, mereka tak sekadar memerah susu, tapi juga memberi harapan bagi masa depan gizi anak-anak Indonesia.
Adalah Rumah Susu Unit Sentul di Bogor, Jawa Barat, yang kini jadi sorotan.
Tempat ini bukan sekadar tempat pengolahan susu, tapi menjadi model inspiratif bagaimana susu segar dari peternak lokal bisa sampai ke meja makan anak sekolah melalui Program Makan Bergizi (MBG).
Di balik keberhasilan ini, ada sosok Muchlido Apriliast, Ketua Koperasi Kujang Sauyunan Berdikari, yang menggagas dan mengelola langsung Rumah Susu Sentul.
Ia menjelaskan, susu pasteurisasi yang diproduksi dikirim langsung ke sekolah dasar mitra yang tergabung dalam Satuan Pelayanan Program Makan Bergizi (SPPG).
“Kami antar langsung ke sekolah dan bahkan menyesuaikan jumlah chiller dengan jumlah siswa. Anak-anak ternyata lebih suka susu murni, tanpa tambahan rasa,” ujar Muchlido dalam peresmian unit Sentul, Selasa (21/4).
Meski saat ini baru bisa melayani delapan SPPG karena keterbatasan alat dan kapasitas produksi, model Rumah Susu Sentul dinilai sukses dan sangat potensial untuk diperluas ke wilayah lain.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda. Menurutnya, unit-unit pengolahan seperti ini akan menjadi bagian penting dari cetak biru industri susu nasional.
“Ini bukan hanya inovasi, tapi harapan baru bagi peternak sapi perah. Kami akan replikasi model ini di sentra-sentra produksi sapi perah seluruh Indonesia,” tegas Agung.
Data Kementerian Pertanian menyebut, populasi sapi perah nasional saat ini mencapai sekitar 560.000 ekor.
Pemerintah pun terus mendorong peningkatannya lewat berbagai program investasi dan pemberdayaan koperasi.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menyebut bahwa koperasi seperti Kujang Sauyunan Berdikari menunjukkan transformasi nyata.
Tak hanya jadi penyalur susu, tapi pelaksana program strategis nasional.
“Kami siapkan dukungan dari LPDB agar lebih banyak koperasi bisa punya unit pengolahan sendiri. Program Koperasi Merah Putih juga akan mendorong pengembangan layanan lain, dari ritel sampai kesehatan dan logistik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan pentingnya susu sebagai komponen wajib dalam menu MBG, terutama di wilayah peternakan sapi perah.
“Presiden ingin susu murni menjadi bagian utama dari gizi anak-anak sekolah. Ini adalah bentuk nyata keberkahan pangan kita,” ujarnya sambil mengutip surat Al-Mu’minun ayat 21, yang menyinggung susu sebagai anugerah dari ternak.
Kini, susu dari Rumah Susu Sentul hadir dalam kemasan cup plastik yang praktis sesuai kebutuhan siswa. Sebuah inovasi kecil yang memberi dampak besar.
“Susu bukan cuma sumber gizi, tapi simbol kebangkitan peternakan nasional,” kata Dadan penuh semangat.
Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, pun menyebut langkah ini sangat strategis dalam membangun Indonesia Emas 2045.
“Memberi makan anak-anak sekolah adalah investasi terbaik untuk masa depan. Rumah susu seperti ini akan jadi bagian penting dalam sejarah pembangunan ketahanan pangan kita,” tutupnya.
Repost dari Tabloid Sinartani : https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/ternak/25203-Apresiasi-Rumah-Susu-Sentul-Dirjen-PKH-Replikasi-di-Sentra-Sapi-Perah-Nasional