Cegah PMK Dinas Peternakan NTB, Tuntaskan Penyuntikan 136.871 Dosis Vaksin Hewan Ternak

Upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan hasil positif. Hingga pertengahan Mei 2025, sebanyak 136.871 dosis vaksin telah disuntikkan kepada ternak di wilayah ini.

 

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, L. Amjad, bersama Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), drh. Musleh, menyatakan, bahwa tren kasus PMK di NTB menurun signifikan.

 

Sejak Januari hingga pertengahan Mei, tercatat 245 kasus PMK. Dari jumlah itu, 238 ekor telah sembuh, satu ekor dipotong paksa, dan enam ekor masih dalam pengobatan,” ujar drh. Musleh di kantornya, Rabu (21/5/2025).

 

Kasus terbaru dilaporkan di Desa Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah, yang sebelumnya dinyatakan bebas PMK. Musleh menduga penyebaran terjadi karena belum dilakukan vaksinasi di daerah tersebut.

 

“Namun, sudah langsung kami tindak lanjuti di lapangan,” tambahnya.

 

Penanganan kini difokuskan pada vaksinasi massal dengan melibatkan dokter hewan dari tingkat kabupaten hingga kecamatan.

 

“Ini untuk mempercepat cakupan vaksinasi secara merata dan efisien,” jelasnya.

 

Status NTB saat ini berada di zona kuning, yang berarti penyebaran virus rendah dan kasus baru sangat jarang. Status ini penting untuk menjaga kelangsungan distribusi ternak ke luar daerah.

 

“Kalau zona merah, pengiriman sapi ke luar daerah otomatis ditolak. Oleh karena itu, SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) wajib dimiliki setiap ternak yang dikirim,” ungkap Musleh.

 

Pada tahun 2025, pemerintah pusat mengalokasikan 140.875 dosis vaksin untuk NTB. Sebanyak 136.871 dosis telah digunakan. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2024, di mana NTB menerima lebih dari 240 ribu dosis.

 

Pemerintah pusat juga mendorong partisipasi daerah dan pihak swasta dalam mendukung vaksinasi mandiri, khususnya di sekitar peternakan dalam radius minimal 3 km.

 

Meski begitu, kendala muncul pada sisi pendanaan. “Kalau sebelumnya biaya vaksinasi per ekor bisa mencapai Rp25 ribu, kini hanya tersedia Rp5.000. Tapi petugas di lapangan tetap semangat,” ujarnya.

 

Untuk efisiensi, Disnakeswan memperkuat pendekatan lokal melalui pelibatan dokter hewan kecamatan. Strategi ini dinilai lebih efektif dalam menjangkau peternak kecil di pelosok.

 

drh. Musleh mengimbau peternak dan pedagang tetap waspada serta mematuhi aturan distribusi. “Vaksinasi dan pengawasan kesehatan hewan harus jadi prioritas bersama agar PMK tidak kembali merebak,” tegasnya.

 

Repost dari Panen News : https://www.panennews.com/peternakan/1681300583/cegah-pmk-dinas-peternakan-ntb-tuntaskan-penyuntikan-136871-dosis-vaksin-hewan-ternak