Kementan-FAO tandai keberhasilan program biosekuriti ASF di Kalbar

Pontianak  - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menandai keberhasilan pelaksanaan Program Intervensi Biosekuriti Komunitas untuk Demam Babi Afrika (Community African Swine Fever Biosecurity Intervention/CABI) di Kalimantan Barat.

"Program CABI berfokus melindungi peternak babi skala kecil dengan meningkatkan kesadaran dan penerapan praktik biosekuriti di wilayah rentan penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF). Pelaksanaan program ini juga didukung oleh Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan (MAFRA) Republik Korea," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Barat (Kalbar) Heronimus Hero di Pontianak, Kamis.

Seperti di ketahui, ASF merupakan penyakit virus menular yang menyerang babi domestik maupun babi liar.

Wabah penyakit ini dapat menyebabkan penurunan populasi babi secara signifikan, mengganggu produksi serta perdagangan daging babi, hingga menimbulkan kerugian ekonomi dan ancaman terhadap ketahanan pangan. Kondisi tersebut sangat berdampak pada mata pencaharian peternak skala kecil.

"Berkat Program CABI, para peternak babi di Kalbar kini memiliki kapasitas dan alat yang dibutuhkan untuk melindungi peternakan mereka dari ASF. Program ini telah memperkuat pencegahan penyakit di tingkat komunitas dan membuka jalan bagi upaya berkelanjutan, bahkan pemerintah provinsi mendorong inisiatif ini diperluas ke wilayah lain, seperti Singkawang," tuturnya.

Kalbar merupakan wilayah dengan populasi babi domestik terbesar keenam di Indonesia. Sekitar 80 persen populasi tersebut dikelola oleh peternak skala kecil, sehingga pemberdayaan masyarakat menjadi kunci dalam upaya pencegahan ASF di provinsi ini.

Hero menambahkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menegaskan keberlanjutan praktik biosekuriti harus dijaga meskipun program CABI telah berakhir di Kalbar.

 

"Biosekuriti bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan, program ini telah membuktikan bahwa langkah-langkah praktis dan terjangkau dapat memberikan perbedaan nyata dalam mencegah penyebaran ASF, terutama di tingkat peternakan. Upaya ini akan terus diperkuat, diperluas, dan direplikasi secara nasional sebagai bagian dari strategi kesehatan hewan nasional kita," katanya.

Sementara itu Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste Rajendra Aryal menekankan Program CABI tidak hanya menjadi proyek jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang bagi peternak.

"CABI telah membangun kapasitas lokal dan mendorong praktik biosekuriti berbiaya rendah, sehingga memberikan dampak nyata dalam melindungi ternak babi sekaligus menjamin mata pencaharian peternak. FAO akan terus mendukung Indonesia dalam memperkuat sistem kesehatan hewan," katanya.

Program CABI di Kalbar memberikan pelatihan langsung, penyaluran materi serta peralatan biosekuriti, dan panduan sederhana yang memudahkan peternak menerapkan praktik pencegahan ASF.

 

Menurutnya, lebih dari sekadar transfer pengetahuan, program ini juga mengubah pola pikir peternak agar lebih proaktif dalam mencegah penyakit.

Repost dari Antara Kalbar : https://kalbar.antaranews.com/berita/662249/kementan-fao-tandai-keberhasilan-program-biosekuriti-asf-di-kalbar