Muncul Indikasi Penyakit Mulut dan Kuku Peternak Sapi di Bangli Diminta Waspada

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma mengingatkan para petani maupun peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Upaya tersebut menyusul  beberapa laporan  masyarakat terkait gejala klinis seperti PMK.

 

"Kalau ada muncul gejala seperti nafsu makan turun, air liur berlebih dan pincang, khususnya pada ternak sapi, cepat lapor untuk mendapat penanganan," ujarnya, Selasa (17/6).

 

Dikatakan, berdasarkan beberapa laporan masyarakat ada  indikasi klinis seperti   PMK di Bangli. "Sementara ini berdasarkan laporan masyarakat dan pemeriksaan gejala klinis oleh petugas memang ada beberapa laporan," jelas Wayan Sarma.

 

Namun, setelah dilakukan penanganan dan pengobatan, indikasi tersebut tidak meluas dan gejala klinisnya tidak makin parah. "Sehingga belum bisa disimpulkan laporan beberapa sapi yang sakit tersebut  tertular PMK," terangnya.

 

Untuk meneguhkan diagnosa kata pejabat asal Desa Tembuku ini, perlu dilakukan pengambilan sampel untuk diuji di lab. 

 

"Bila mana ada kasus lagi  akan dikoordinasikan dengan Dinas Provinsi dan Balai Besar Veteriner  (BBVet) Denpasar," ujarnya.

 

Selain meminta masyarakat maupun peternak agar cepat melaporkan muncul gejala klinis PMK, Wayan Sarma juga mengingatkan tentang tata kelola beternak yang sehat. Selain menjaga sanitasi kandang, yang tak kalah penting adalah pola dan pemberian pakan. Contohnya dalam untuk pemberian pakan dari rumput.

 

Dia menyarankan petani tidak langsung memberikan rumput yang didapat dari menyabit waktu pagi hari. Alasannya, rumput di waktu pagi yang masih basah karena embun, lebih besar potensinya mengandung bakteri (bibit penyakit), yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan ternak. "Bukan berarti tidak boleh menyabit di pagi hari. Namun usai menyabit rumput diangin-anginkan dulu, agar sedikit mengering," ucapnya.

 

Terkait pelaksanaan vaksinasi PMK, Wayan Sarma mengatakan masih tetap dilaksanakan. Hanya saja kelanjutan alokasi vaksin PMK dari  Provinsi belum turun. "Nanti akan ada, hanya jumlahnya terbatas," ungkap Wayan Sarma. Karena itu  vaksinasi PMK ke depan akan  mengarah vaksinasi PMK mandiri oleh peternak. Sebagai tambahan, populasi ternak sapi di Bangli 53.300 ekor. Dari jumlah tersebut termasuk sapi potong/penggemukan, betina atau induk dan godel.

 

Repost dari NusaBali :  https://www.nusabali.com/berita/194901/muncul-indikasi-penyakit-mulut-dan-kuku-peternak-sapi-di-bangli-diminta-waspada