Pemkot Yogyakarta Tingkatkan Kewaspadaan Penyebaran Antraks
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meningkatkan koordinasi untuk mewaspadai potensi penyebaran penyakit Antraks pada hewan ternak, terutama menjelang Hari Raya Iduladha 2025. Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sri Panggarti mengatakan, kewaspadaan terutama menjelang Hari Raya Iduladha terutama berfokus pada Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Panggarti menyebutkan, untuk hewan yang akan dipotong harus dipastikan dalam kondisi sehat dan tidak terkena Antraks. "Kalau Antraks kan tidak boleh dipotong, harus ditolak," kata Panggarti, Senin (21/4/2025).
Selain di RPH, DPP Kota Yogyakarta juga telah rutin melakukan monitoring pengawasan setiap bulannya. Hanya saja dengan kondisi saat ini lebih ditingkatkan. "Monitoring dilakukan sekaligus untuk pelayanan terpadu, untuk pemeriksaan dan pengobatan," ucap Panggarti.
Kewaspadaan penyebaran Antraks juga harus diwaspadai peternak, terutama ketika akan memasukkan hewan ternak dari luar Kota Yogyakarta agar dipastikan sehat. "Mau memasukkan ternak harus dipastikan sehat dengan surat keterangan sehat, itu yang selalu kita sampaikan," ujar Panggarti.
Disamping itu, lanjut Panggarti, ketika akan ada hewan ternak yang masuk ke Kota Yogyakarta, harus menginformasikan ke DPP, guna dilakukan pemantauan dan memastikan bahwa hewan yang masuk tersebut dalam kondisi sehat. "Karena saat ini sebenarnya tidak hanya Antraks saja, untuk PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) juga masih ada, kalau LSD (Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi/kerbau) sudah tidak," kata Panggarti, menambahkan.
Disamping itu Panggarti juga menyebutkan, bagi peternak maupun masyarakat yang membeli hewan ternak termasuk sapi dari luar Yogyakarta untuk diisolasi terlebih dahulu, dipisahkan dari hewan yang lama. Potensi penyebaran berbagai penyakit yang dapat menjangkit hewan ternak terus ditingkatkan baik di tingkat peternak, kelompok, maupun perorangan, termasuk di RPH.
Panggarti juga mengimbau, agar konsumen ataupun masyarakat untuk mewaspadai peredaran daging dan jangan tergiur dengan harga daging yang murah. "Bagaimanapun kalau yang dijual murah, patut kita waspadai. Ini dari sapi yang sehat atau tidak," ujarnya.
Kepala DPP Kota Yogyakarta Sukidi menyampaikan, petugas pemantauan memiliki tugas untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban sebelum dan sesudah disembelih. Termasuk memberikan arahan kepada panitia penyembelihan hewan kurban jika ditemukan penyakit pada hewan kurban.
"Tujuan pemantauan ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, bahwa hewan yang disembelih dan daging yang akan dikonsumsi betul-betul aman dan sehat," ujar Sukidi.
Repost dari RRI : https://rri.co.id/kesehatan/1465776/pemkot-yogyakarta-tingkatkan-kewaspadaan-penyebaran-antraks