Strategi Kementan Hadapi Iduladha 2025, Galakkan Vaksinasi PMK dan LSD
Menjelang Iduladha 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) mengimbau seluruh jajaran dinas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit hewan menular strategis (PMHS), khususnya penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
Melalui suratnya, Direktorat Jenderal (Ditjen) PKH Agung Suganda menyatakan bahwa pengawasan lalu lintas ternak harus ditingkatkan secara signifikan. Langkah-langkah pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat mencegah terjadinya wabah yang dapat merugikan peternak serta masyarakat.
“Kebutuhan hewan kurban yang meningkat tajam turut memicu mobilisasi ternak antarwilayah yang sangat tinggi. Jika tidak diantisipasi secara serius, hal ini bisa membuka celah masuknya berbagai penyakit seperti PMK, LSD, hingga Anthrax,” kata Agung dalam rapat bersama DPR RI, Selasa (6/5/2025).
Tingkatkan pengawasan lalu lintas ternak
Kementan mengambil langkah untuk meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak di seluruh titik distribusi. Pengawasan ini mencakup peternakan, pasar hewan, tempat penjualan, hingga rumah potong hewan (RPH) dan lokasi pemotongan non-RPH.
Kementan juga mengedepankan pengawasan yang proaktif sebagai bagian dari strategi keseluruhan untuk mengendalikan penyebaran penyakit LSD. Setiap daerah diminta untuk melaporkan status kesehatan ternak secara rutin dan menggunakan aplikasi sistem pelaporan darurat, iSIKHNAS, untuk memantau kesehatan hewan secara efisien.
Galakkan vaksinasi hewan kurban
Vaksinasi hewan kurban juga menjadi salah satu strategi utama yang digalakkan menjelang Iduladha. Kementan telah mendistribusikan 57.200 dosis vaksin LSD ke tujuh provinsi prioritas yakni Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Vaksin diberikan secara selektif kepada ternak yang berada di wilayah kasus serta ternak yang akan dilalulintaskan. Demikian pula dengan vaksinasi PMK yang diwajibkan untuk hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga ratus kilometer.
Namun, mengngat stok vaksin pemerintah yang terbatas, Kementan mendorong pelaku usaha peternakan untuk turut melakukan vaksinasi mandiri atau melalui program CSR.
Pentingnya pemotongan higienis
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Nuryani Zainuddin turut menekankan pentingnya pemotongan hewan kurban yang higienis dan memperhatikan aspek kesejahteraan hewan. Ia mengingatkan agar setiap tahapan pemotongan, mulai dari pemeriksaan sebelum hingga sesudah penyembelihan, harus dilakukan dengan prosedur yang baik dan benar.
“Penanganan daging dan jeroan yang tidak higienis bisa menjadi jalur masuk penyakit zoonosis ke manusia. Di sinilah peran edukasi dan kesadaran kolektif menjadi sangat penting,” ujarnya.
Jika menjumpai gejala sakit pada hewan kurban, masyarakat diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan.
Repost dari Narasi Tv : https://narasi.tv/read/narasi-daily/strategi-kementan-hadapi-iduladha-2025-galakkan-vaksinasi-pmk-dan-lsd