JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Atung menginformasikan, saat ini sudah banyak bermunculan investor baru dan peternak skala besar yang mulai mendirikan kandang ayam petelur. Menurutnya, fenomena tersebut terindikasi dipicu rencana pemerintah menjalankan Makan Bergizi Gratis (MBG) di 2025.
Temuan tersebut Atung ketahui karena semakin banyak investor baru yang mulai mendirikan kandang dan membeli peralatan-peralatan peternakan ayam petelur. Adapun, para peternak ayam petelur lama atau yang tergabung dalam jaringan Pinsar justru enggan menambah kandang peternakan baru.
Meski begitu, Atung belum mengetahui jumlah pasti para investor baru tersebut dan jumlah kandang peternakan yang akan dibangun.
"Secara persentase saya enggak tau, tapi ada beberapa yang di luar beternak yang sudah punya farm enggak nambah. Tapi di luar orang-orang beternak, ada investor-investor baru yang masuk, cuma kita enggaktahu berapa banyak," kata Atung saat ditemui awak media usai Rakor HBKN dengan Bapanas, Jakarta, Kamis (5/12).
Atung mengaku pihaknya belum menghitung secara pasti jumlah investor yang mulai membangun peternakan baru ayam petelur. Menurutnya, hal ini baru dapat diketahui dalam 5-6 bulan mendatang.
"Yang jelas kita punya info, mereka sedang beli alat-alat peternakan, alat-alat kandangnya cukup bagus dan banyak," imbuhnya.
Adapun wilayah yang terindikasi mulai banyak dijumpai kemunculan peternak ayam petelur baru berada di Lampung, Palembang, Jambi, hingga Medan. Dia pun memperkirakan, skala peternakan yang akan dibangun oleh investor masuk dalam peternakan skala besar atau skala industri.
"Itu skalanya (peternakan ayam) skala besar. Enggak mungkin skala UMKM atau peternak rakyat. Itu rata-rata udah termasuk skala industri dan besar-besar," lanjut dia.
Sedikit-banyak, Atung juga akui, Program MBG telah menarik perhatian banyak peternak. Kendati, sekali lagi, Pinsar serta peternak lama mengaku tak berani memutuskan untuk langsung mendirikan peternakan atau menambah kandang baru karena memilki risiko besar dan ketersediaan modal yang lebih tinggi.
Bahkan Atung sempat mengeluh, dirinya kerap kali dihubungi banyak pihak yang mencari ketersediaan telur semenjak ramainya isu MBG, namun pencarian tersebut tak berujung pada pembelian.
"MBG ini suaranya di mana-mana, dahsyat sekali Pak, semua cari telur, walaupun belum ada pembelinya. Kita dicari sampai bosan dihubunginnya ya Pak, semua mencari telor," keluh Atung kepada Kepala Bapanas Arief Prasetyo dalam rapat tersebut.
Lebih lanjut, Atung pun belum mengetahui apakah investor asing atau lokal saat ditanya mengenai asal-usul investor yang akan mendirikan peternakan ayam baru di dalam negeri. Tetapi ia meyakini, eksekutor peternakan ayam baru tersebut merupakan orang-orang lokal.
"Kayaknya semua orang lokal (peternak), tapi kalau duitnya dari luar, kita enggak tau. Tapi yang jelas orang-orang lokal. Ada beberapa dari China, tapi tetep ada orang lokalnya," tandas Atung.