Domba Garut: Primadona Peternakan dan Warisan Budaya Jawa Barat

Tahukah Anda tentang Domba Garut, hewan kuat yang tak hanya unggul dalam produksi daging tetapi juga tersemat di dalamnya sebagai warisan budaya Jawa Barat.

 

Dengan postur tubuh kekar dan tanduk melingkar yang khas, domba ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sunda.

 

Keistimewaannya dalam berbagai hal, mulai dari daya tahan tubuh hingga nilai ekonomi tinggi, membuatnya semakin populer baik sebagai penghasil daging maupun untuk seni adu domba yang tetap lestari.

 

Asal-usul Domba Garut

 

Domba Garut merupakan hasil persilangan antara domba lokal Jawa dengan varietas Cape (Afrika Selatan) dan Merino (Spanyol) yang dibawa kolonial Belanda pada 1800-an. Proses kawin silang ini melahirkan domba berbadan besar dengan tanduk khas dan adaptasi kuat terhadap iklim tropis.

 

Penyebutan “Garut” merujuk pada daerah asal pengembangannya di Kabupaten Garut, yang hingga kini tetap menjadi pusat peternakan domba ini.

Pada 2021, Kementerian Pertanian secara resmi mengakui Domba Garut sebagai sumber daya genetik nasional.

 

Data Bidang Produksi Peternakan DKPP Jabar mencatat populasi Domba Garut saat ini mencapai 970.500 ekor yang tersebar di Garut, Bandung, dan Sumedang.

 

Permintaan terhadap domba ini terus meningkat, baik untuk konsumsi maupun atraksi adu domba.

Balai Peternakan Domba dan Kambing Margawati rutin mendistribusikan 250 bibit unggul setiap tahunnya ke 13 kelompok peternak di Jawa Barat untuk menjaga kelestariannya.

 

Keistimewaan Domba Garut

 

Keunggulan utama Domba Garut terletak pada pertumbuhan cepat dan kemampuan beradaptasi di berbagai lingkungan. Dibanding domba lokal lain, jenis ini menghasilkan lebih banyak daging dengan kadar lemak rendah.

 

Bobot jantan dewasa mencapai 60-80 kg, sementara betina 40-55 kg. Daya tahan terhadap penyakit dan cuaca ekstrem juga menjadi nilai plus. Keunikan lain terletak pada tradisi adu domba, di mana postur kekar dan tanduk melingkar menjadi daya tarik utama.

 

Fakta Menarik

 

Masyarakat dan komunitas adu domba secara ketat menjaga kemurnian genetik Domba Garut dengan menghindari kawin silang.

Harga seekor Domba Garut premium bisa mencapai puluhan juta rupiah, terutama yang sering menang kontes.

 

Selain menjadi simbol status sosial, bulunya juga dimanfaatkan untuk kerajinan tangan meski tak sekomersial bulu Merino. Sebagai aset berharga Jawa Barat, Domba Garut tak hanya mendongkrak ekonomi peternak tetapi juga melestarikan budaya Sunda.

 

Perannya dalam ketahanan pangan melalui produksi daging berkualitas menjadikannya komoditas strategis yang perlu terus dikembangkan untuk kemandirian pangan nasional.

 

Seni Ketangkasan Domba: Dari Hiburan Anak Gembala Hingga Warisan Budaya Jawa Barat

 

Mengutip Jurnal ISBI Bandung karya Annisa Arum Mayang, adu ketangkasan domba Garut awalnya hanya sekadar pengisi waktu bagi anak gembala.

 

Di kemudian hari, seni ketangkasan domba atau ngadu domba kini telah menjelma menjadi warisan budaya Jawa Barat.

 

Bermula pada awal 1900-an, aktivitas ini tercipta dari kebosanan anak-anak gembala yang mencari hiburan di sela rutinitas menggembalakan domba.

 

Seiring waktu, tradisi ini berkembang menjadi hiburan besar, terutama di masa kolonial. Masyarakat Sunda kerap menggelar pertunjukan adu domba untuk memeriahkan momen-momen penting.

 

Salah satunya tercatat dalam koran De Locomotief edisi 22 Juni 1896, saat kedatangan Raja Siam ke Jawa disambut dengan balap kuda dan adu domba oleh Residen Priangan.

 

Tak hanya itu, perayaan pengangkatan Ratu Wilhelmina sebagai Ratu Belanda pada 31 Agustus 1898 juga diramaikan dengan adu domba di Garut pada 7 September 1898.

 

Acara dimulai dengan nyanyian lagu kebangsaan Belanda oleh murid-murid sekolah Eropa dan pribumi, dilanjutkan permainan rakyat dan pertunjukan adu domba di alun-alun. Tradisi ini juga kerap menghiasi perayaan tahun baru Jawa dan Hijriah, menegaskan posisinya sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya lokal.

 

Kini, seni ketangkasan domba tidak hanya sekadar hiburan, melainkan warisan budaya yang terus dilestarikan sebagai identitas masyarakat Jawa Barat.

 

Repost dari Teropong Media : https://teropongmedia.id/domba-garut-primadona-peternakan-dan-warisan-budaya-jawa-barat/