Kementan Gandeng Bone Bangun Ekosistem Peternakan Kawasan Timur

Kementerian Pertanian menggandeng Kabupaten Bone Sulsel guna membangun ekosistem peternakan rakyat berkelanjutan di kawasan timur Indonesia sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan.

"Kabupaten Bone Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah yang diharapkan menjadi penyangga ketahanan pangan nasional," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda dalam kunjungan kerja di Bone, Rabu.

Agung meninjau pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Peternakan sebagai bagian dari upaya integratif pembangunan sektor peternakan di Desa Lampoko, Kecamatan Barebbo, Bone.

Ia menyampaikan bahwa terus memperkuat komitmennya dalam membangun ekosistem peternakan rakyat di wilayah timur Indonesia. Bone memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan peternakan rakyat.

"Kami mendorong optimalisasi pembibitan, penguatan kesehatan hewan hingga pengembangan inovasi pembiayaan,” ujar Agung sebagaimana keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Kementan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan mitra swasta. Salah satu bentuknya adalah program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk mendukung pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis.

Program unggulan lain yang terus diperluas adalah Ayam Merah Putih, yang turut dikembangkan di Kabupaten Bone.

“Kami telah meninjau lokasi CSR untuk SPPG dan pengembangan Ayam Merah Putih di Kecamatan Bengo, serta lokasi pembibitan ayam di Kecamatan Libureng. Potensi peternak lokal di Bone sangat besar untuk mendukung pengembangan ayam petelur rakyat,” jelas Agung.

Ia menambahkan Bone memiliki keunggulan struktural yang menjadikannya strategis sebagai pusat pengembangan peternakan rakyat di kawasan timur.

"Ada kecamatan seperti Kahu yang jumlah ternaknya bahkan melebihi jumlah penduduknya. Ini menunjukkan potensi luar biasa yang perlu terus dikawal,” tuturnya.

Model pengembangan peternakan

Sementara itu, Bupati Bone Andi Asman Sulaiman menjelaskan bahwa pengembangan kawasan peternakan merupakan bagian dari strategi besar menjadikan daerah itu sebagai model pengembangan peternakan terpadu di kawasan timur Indonesia.

Guna mendukung hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bone mengusung program unggulan bernama Padasa (akronim dari padi, jagung, sapi) yang mengintegrasikan sektor tanaman pangan dan peternakan. Program itu mengadaptasi keberhasilan program nasional Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) yang digagas oleh Kementan.

“Kegiatan ini mencakup optimalisasi pembibitan ternak serta penguatan sektor kesehatan hewan. Alhamdulillah, kami siap menerima arahan dan memberikan dukungan penuh,” kata Asman.

Asman juga menjelaskan bahwa untuk memperkuat akses pembiayaan peternak kecil, Bone juga tengah mengembangkan inovasi sistem pembiayaan berbasis gadai ternak.

"Skema ini memungkinkan peternak memperoleh pinjaman dengan jaminan sapi dan dapat dikembalikan setelah panen. Ini memberi napas tambahan bagi peternak skala kecil,” terangnya.

Dalam menjaga keberlanjutan populasi ternak, Pemerintah Kabupaten Bone juga menerapkan kebijakan larangan pemotongan betina produktif di rumah potong hewan.

"Kami sepakat menjaga indukan produktif sebagai langkah strategis,” ujarnya. Asman juga menegaskan komitmen daerah dalam memperkuat kelembagaan peternakan.

"Tidak banyak daerah yang masih memiliki Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai dinas yang berdiri sendiri. Kami berkomitmen mempertahankannya agar pembangunan peternakan tetap fokus dan terarah,” kata Bupati Bone.

Dengan pendekatan kolaboratif dan penguatan sinergi antara pusat dan daerah, Kabupaten Bone diharapkan tidak hanya menjadi penyedia protein hewani nasional, tetapi juga menjadi penyangga ketahanan pangan dari timur Indonesia.

Repost dari Antara News : https://www.antaranews.com/berita/4775157/kementan-gandeng-bone-bangun-ekosistem-peternakan-kawasan-timur