Percepat Produksi Susu dan Daging Sapi, Kementan Dorong Kolaborasi Lintas Sektor
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan pentingnya percepatan produksi daging sapi dan susu sebagai agenda strategis nasional untuk mengatasi defisit pangan hewani dan mewujudkan kemandirian pangan.
Upaya ini sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dalam negeri.
“Diperlukan langkah percepatan, mulai dari impor ternak, penyediaan lahan, dukungan regulasi, penjaminan kesehatan hewan dan keamanan produknya, hingga hilirisasi dan mekanisasi,” ujar Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementan, Hary Suhada, dalam Rapat Pengembangan Investasi Peternakan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (17/06/2025).
Lebih lanjut Ia menjelaskan, produksi telur dan daging ayam nasional kini dalam kondisi surplus. Namun, untuk daging sapi dan susu, Indonesia masih menghadapi defisit yang signifikan.
Karena itu, diperlukan intervensi berbasis investasi dan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat capaian swasembada.
Dalam rapat tersebut, Kementan melibatkan Komisi Bibit Ternak Nasional guna memberikan arahan teknis dalam rencana pengembangan ternak perah rumpun baru yang akan masuk ke Indonesia diantaranya sapi Brown Swiss, Red Danish dan Girilando.
Komisi Bibit menekankan pentingnya pemenuhan standar kemurnian genetik, kemampuan telusur (traceability), serta sistem pencatatan (recording) yang akurat untuk setiap bibit sapi rumpun baru yang diimpor sampai siap dilakukan pelepasan.
“Recording menjadi hal yang sangat penting, baik dari segi sifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk di dalamnya keunggulan produksi susu hingga kinerja reproduksinya. Data-data ini penting untuk dikoleksi dalam mendukung pelaporan kepada Kementan ketika bibit sapi sudah berada di sini serta menjadi data dukung pada pengusulan pelepasan introduksinya,” kata Jakaria, anggota Komisi Bibit Ternak Nasional.
Selain itu, Kementan juga menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha seperti PT Juang Jaya Abadi dan PT Asia Beef yang telah berkomitmen dalam program impor sapi perah rumpun baru, serta kepada Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang atas inisiatif kerja sama untu “Saya mengapresiasi teman-teman di sini. Perlu diingat bahwa rangkaian kolaborasi ini harus kita dampingi dan kawal hingga ke tahap hilir, termasuk dari sisi kesehatan hewan hingga kesehatan masyarakat veteriner,” ujar Hary.
Sebagai bagian dari strategi nasional, Kementan menargetkan impor satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging indukan dalam lima tahun ke depan (2025–2029).
Upaya ini diharapkan menjadi titik balik transformasi sistem peternakan Indonesia menuju kemandirian daging dan susu berbasis kolaborasi dan investasi berkelanjutan.k mempercepat produksi ternak perah di dalam negeri.
Repost dari Panen News : https://www.panennews.com/peternakan/1681358678/percepat-produksi-susu-dan-daging-sapi-kementan-dorong-kolaborasi-lintas-sektor