Kisah Fitri Isfa: Sukses Bangun Peternakan Ayam Petelur di Pegunungan Banjarnegara

Di balik lereng pegunungan yang sejuk di Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Fitri Isfatul Imanunah (27) mantap mengelola usaha peternakan ayam petelur.

 

Bisnis peternakan ayam petelur ini dikelola Fitri bersama sang suami. Dengan semangat, keberanian, dan keyakinan, Fitri membuktikan bahwa perempuan muda pun bisa sukses menjadi peternak ayam petelur.

 

“Sebelumnya saya petani salak,” kisah Fitri membuka perbincangannya bersama tim Panen News, Selasa (10/6/2025).

 

Di daerahnya, ungkap Fitri, menjadi petani salak merupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat di sana. Namun, ia melihat peluang lain setelah menyaksikan kesuksesan saudaranya di dunia peternakan ayam. Lalu, bersama sang suami, Fitri memberanikan diri memulai usaha peternakan ayam petelur pada tahun 2022, dimulai dari 500 ekor ayam.

 

Tanpa pengalaman dan ilmu khusus, Fitri mengandalkan media sosial dan komunitas peternak sebagai sumber belajar.

 

“Kami terus gali ilmu, banyak sharing dengan peternak lain,” ujarnya.

 

Pemilihan Ayam Lohman, Fokus pada Kualitas

 

Ayam yang dibudidayakan Fitri ialah jenis Lohman yang dikenal produktif, menghasilkan telur berukuran besar, dan relatif mudah dirawat. Kini, populasi ayam di peternakan Fitri telah mencapai 1.500 ekor.

 

Peternakan ini berdiri di lahan bekas kebun salak milik keluarga, jauh dari permukiman dan memiliki suhu pegunungan yang sejuk.

 

“Alhamdulillah, kondisi seperti ini cukup bagus untuk ayam petelur,” tambahnya.

 

Proses Produksi dan Tantangan Sehari-hari

 

Fitri dan suaminya memilih membeli ayam pulet, yakni ayam yang telah berusia 14 minggu dan siap produksi. Jadwal harian dimulai sejak pagi, mulai dari pemberian makan ayam pada jam 6, panen telur jam 10, lalu diberi makan kembali jam 1 siang.

 

Di balik proses, tantangan tetap ada. “Penyakit dan perubahan cuaca sangat memengaruhi produksi,” jelasnya.

 

Untuk menjaga kesehatan ayam, Fitri rutin memberikan vaksin, vitamin, serta menjaga kebersihan kandang.

 

Tantangan di Dunia Peternakan

 

Bagi Fitri, menjadi perempuan bukan penghalang di dunia peternakan. “Sekarang teknologi sudah canggih, belajar bisa dari mana saja,” katanya.

 

Selain itu, ia juga aktif membagikan pengalamannya melalui konten di media sosial, salah satunya di TikTok lewat akun @Fitriisfa24.

 

“Peternak perempuan sekarang sudah banyak, bukan cuma ayam petelur,” tambahnya, sembari menekankan pentingnya kolaborasi dan berbagi ilmu.

 

Pemasaran dan Strategi Bertahan di Tengah Gempuran Ketidakpastian Pasar

 

Telur hasil peternakan Fitri dipasarkan langsung ke pengepul dan warung-warung sekitar. Tantangan terbesar dari usaha ini datang dari kenaikan harga pakan dan fluktuasi harga telur. Kendati demikian, ia mengimbau bahwa manajemen keuangan sangatlah penting agar usaha tetap bisa bertahan di tengah gempuran ketidakpastian pasar peternakan.

 

Fitri mengungkapkan bahwa permintaan pasar di tahun 2025 ini mengalami peningkatan, apalagi pada musim hajatan.

 

“Permintaan pasar justru meningkat sekarang, apalagi kalau musim hajatan,” ungkapnya.

 

Pesan untuk Anak Muda: Buang Gengsi, Mulai dari Kecil

 

Fitri punya pesan khusus untuk generasi muda. “Jangan anggap peternakan itu kotor atau susah. Buang gengsimu jauh-jauh. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan,” ucapnya penuh semangat.

 

Ia menyarankan memulai bisnis dapat dari skala kecil sambil terus belajar dan melakukan praktik.

 

“Ini bisnis yang besar modalnya dan berhubungan dengan makhluk hidup. Jadi harus punya ilmunya dulu.”

 

Fitri juga menegaskan pentingnya kejujuran dalam berbisnis. “Mau usaha kecil atau besar, yang penting jujur. Itu yang bikin usaha berkah,”ujarnya.

 

Repost dari Panen news : https://www.panennews.com/peternakan/1681344197/kisah-fitri-isfa-sukses-bangun-peternakan-ayam-petelur-di-pegunungan-banjarnegara