BPJS Hewan Disambut Baik, tapi Banyak PR Menanti

Sebagai pemelihara anabul anak bulu, istilah untuk hewan peliharaan– kucing merasa bungah ketika mendengar gagasan “BPJS Hewan” yang baru-baru ini dilontarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menurutnya, wacana ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan hewan-hewan.

 

Bening menilai gagasan ini genting lantaran biaya perawatan hewan tidak murah. Itu mengapa ia juga tak merekomendasikan seseorang untuk punya hewan peliharaan jika tak mampu merawatnya.

 

“Tapi mungkin perlu persyaratan yang lebih ketat –kayaknya ya, misalnya background check pemiliknya, apakah tanggung jawab dan kapabel secara finansial atau nggak? Terus mungkin bisa dibikin skema khusus buat temen-temen pengelola shelter terkait BPJS hewan ini,” kata Bening saat dihubungi Tirto, Jumat (13/6/2025).

 

Konsep “BPJS hewan” ini juga tak seperti jaminan kesehatan untuk manusia. Kata “BPJS”, cuman sebagai terminoligi. Program yang digagas Pemprov DKI Jakarata, pada dasarnya ini adalah program perluasan jangkauan layanan kesehatan dan pemasangan mikrocip.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, menyebut program ini sebagai wadah pemerintah untuk memberikan subsidi kepada masyarakat kurang mampu yang memiliki hewan peliharaan

"Sebenarnya namanya BPJS itu hanya istilah (terminologi) saja. Jadi, itu masih wacana, masih gagasan. Perlu dikaji lebih komprehensif lagi karena banyak sekali pihak yang terlibat," kata Hasudungan usai acara East Jakarta Agriculture Festival (EastJakFest) di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Jakarta Timur, Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, seperti dilaporkan Antara, selasa (10/6/2025).

Selain menyasar warga kurang mampu, subsidi kesehatan untuk hewan juga diberikan kepada orang-orang yang menyelamatkan dan menemukan hewan terlantar di jalanan sehingga biaya perawatannya akan lebih ringan. Perbedaan program ini dengan sterilisasi hewan terletak pada kelengkapan pelayanan kesehatan hewan tersebut.

"Sementara yang kita harapkan itu pelayanan kesehatan. Misalnya pengobatan, kemudian juga nanti mungkin ada penyuntikan atau operasinya, sesarnya. Seperti itu mahal sekali kalau misalnya masyarakat yang kurang mampu pasti kesulitan untuk membayarnya," jelas Hasudungan.

Adapun program inovatif untuk hewan peliharaan berupa pemasangan mikrocip dan integrasi layanan kesehatan untuk hewan peliharaan ini akan dimulai dengan studi kelayakan pada tahun 2025, sebelum uji coba pada 2026 mendatang.

Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing akan dipasangi mikrocip atau semacam KTP untuk anabul sehingga memudahkan identifikasi pemilik, jenis hewan, data vaksinasi rabies, serta status sterilisasi.

Repost dari Tirto id: https://tirto.id/bpjs-hewan-disambut-baik-tapi-banyak-pr-menanti-hc1e#google_vignette