1 Tahun Prabowo-Gibran: Lumbung Pangan bagi Ketahanan Nasional

Peran Daerah

1. Ngawi, Jawa Timur

Kabupaten Ngawi dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Potensi pertanian di daerah ini terus menunjukkan hasil membanggakan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Ngawi menggulirkan program pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan (PRLB) sebagai upaya menjaga ketahanan pangan daerah.

Program PRLB yang mulai dijalankan sejak 2021 ini mengajak petani mengurangi ketergantungan pada pupuk dan obat-obatan kimia sintetis. Sebagai gantinya, petani diberi pelatihan membuat pupuk serta pestisida ramah lingkungan.

Langkah ini bertujuan meningkatkan kemandirian petani, mewujudkan sistem pertanian modern, dan memperkuat kedaulatan pangan di tingkat lokal.

Luas lahan PRLB terus meningkat signifikan. Dari 718 hektare pada 2022, naik menjadi 1.780 hektare pada 2023, lalu melonjak hingga 18.381 hektare pada 2024. Tahun ini, Pemkab Ngawi menargetkan perluasan hingga 25.000 hektare.

Sementara itu, jumlah luas baku sawah (LBS) di Ngawi mencapai 49.622 hektare, turun dari 50.715 hektare pada 2019 akibat alih fungsi lahan.

Meski demikian, produktivitas petani tetap meningkat. Berdasarkan data BPS, produksi padi di Ngawi pada 2024 mencapai 765.000 ton gabah kering giling (GKG). Indeks pertanaman (IP) padi juga konsisten naik dari 2,76 pada 2022 menjadi 2,78 pada 2024, menandakan petani mampu menanam dan panen hampir tiga kali setahun.

Siklus tanam di Ngawi berjalan nyaris tanpa jeda. Saat sebagian wilayah memasuki masa panen, wilayah lain sudah mulai tanam. Produktivitas ini turut ditopang oleh penggunaan teknologi modern, seperti mesin combine harvester yang mempercepat proses panen sekaligus meningkatkan kualitas gabah.

Setelah panen, petani yang menerapkan sistem PRLB langsung mengolah lahan dengan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah. Berdasarkan survei tani BPS 2023, terdapat 184.371 petani pengguna lahan dan 155.222 petani gurem di Ngawi. Sektor pertanian ini menyerap banyak tenaga kerja musiman, mulai buruh cabut benih, buruh tanam, hingga buruh panen.

Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan, dalam 3 tahun terakhir Kabupaten Ngawi mencatat produktivitas tertinggi pada tingkat nasional. Ia menyebut capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, gabungan kelompok tani, dan para petani.

“Konsep pertanian ramah lingkungan berkelanjutan terus kami gaungkan. Dari hampir 50.000 hektare LBS, sekitar 22.000 hektare sudah menerapkan PRLB,” ujar Ony.

Ony berharap seluruh petani secara bertahap beralih ke PRLB karena konsep ini dinilai mampu mengembalikan kesuburan tanah yang selama ini lelah akibat penggunaan bahan kimia berlebihan.

Pemerintah daerah juga telah menerbitkan Perda PRLB, Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), dan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) sebagai payung hukum untuk menjaga kawasan pertanian tetap produktif.

“Ketika kesuburan tanah terjaga, manajemen air baik, hingga pola tanam dan pascapanen dikelola dengan benar, maka produktivitas petani akan meningkat,” tandas Ony.

Sementara itu, Kepala BPS Ngawi Bagas Susilo menilai kondisi pertanian di Ngawi saat ini berada dalam performa terbaik. Indeks produktivitas padi bahkan telah melampaui target nasional 5 tahun ke depan.

“Target nasional tahun ini 73,2 dan pada 2029 sebesar 82. Kabupaten Ngawi saat ini sudah mencapai 87,53,” ungkapnya.
 

2. Sidrap, Sulawesi Selatan

Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai lumbung beras dan telur. Untuk memperkuat peran sebagai lumbung beras, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidrap kini fokus mengimplementasikan program indeks pertanaman (IP) 300.

Program ini mendorong petani untuk menanam dan memanen padi hingga tiga kali setahun, serta meningkatkan pola tanam tradisional dua kali setahun.

Komitmen Sidrap saat ini selaras dengan butir kedua Asta Cita yang menekankan pada kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan air.

Target ini akan didukung dengan infrastruktur irigasi yang kuat dengan kurang lebih 62.000 hektare lahan sawah hingga bisa menargetkan produksi hingga satu juta ton gabah per tahun.

Keberhasilan ini juga didukung oleh keberadaan 280 unit pabrik penggilingan padi modern di Sidrap yang siap mengoptimalkan hasil panen, serta memastikan rantai pasok dan kualitas beras nasional terjaga.

Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif menegaskan upaya ini adalah dukungan nyata daerah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Sidrap memiliki peran krusial dalam menyuplai kebutuhan protein hewani melalui produksi telur. Dengan populasi ayam petelur yang mencapai ratusan juta, produksi telur dari Sidrap menyuplai kebutuhan pangan hingga ke berbagai wilayah di Sulawesi, Kalimantan, bahkan Papua," ucapnya.

Produksi pertanian dan peternakan di Sidrap menunjukkan tren positif saat ini dan menjadikannya salah satu daerah yang paling diandalkan dalam menstabilkan stok dan harga komoditas nasional.

Data terakhir menunjukkan peningkatan hasil panen padi yang signifikan, didukung oleh intervensi kebijakan pemerintah pusat, seperti penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta pengawasan harga gabah yang lebih ketat, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk memastikan kesejahteraan petani.

Produksi telur dari peternak lokal menjadi penyumbang terbesar kebutuhan protein hewani di kawasan Sulawesi, menegaskan status Sidrap sebagai daerah swasembada pangan yang terintegrasi.

Keberhasilan Sidrap ini tidak lepas dari sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Beberapa program unggulan pemerintah pusat di bidang pertanian dan ketahanan pangan, seperti penguatan irigasi, penyediaan pupuk bersubsidi yang tepat sasaran, serta pendampingan penyuluh, secara optimal diimplementasikan di Sidrap.

Syaharuddin Alrif menyatakan komitmennya untuk terus menggenjot produksi, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal dan regional, tetapi juga mendukung target swasembada pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.


3. Subang, Jawa Barat

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang, Jawa Barat, terus berupaya memperkuat ketahanan pangan melalui sektor pertanian. Meskipun dihadapkan pada tantangan pesatnya pertumbuhan industri yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pabrik.

Pemkab Subang tetap fokus menjaga produktivitas pertanian di wilayahnya. Dari luas awal sekitar 85.000 hektare, kini lahan pertanian di Subang tersisa sekitar 70.000 hektare.

Keseriusan Pemkab Subang dalam memperkuat ketahanan pangan didukung oleh masih luasnya area pertanian yang dimiliki daerah tersebut. Kondisi ini menjadikan Subang sebagai salah satu dari tiga besar lumbung padi nasional, setelah Kabupaten Indramayu dan Karawang.

Wakil Bupati Subang, Agus Masykur Rosyadi menyampaikan bahwa sektor pertanian, khususnya padi, menjadi prioritas utama dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo. Subang memiliki lahan pertanian yang luas dan sistem irigasi yang memadai sehingga mampu menopang produksi padi dalam jumlah besar.

Agus menjelaskan komoditas utama lumbung pangan di Subang adalah padi. Area tanah yang luas serta kondisi irigasi yang baik menjadikan daerah ini sebagai lumbung padi ketiga nasional. 

“Namun, saat ini kami belum membuka lahan pertanian baru karena banyaknya kawasan industri dan proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol,” ucapnya.

Untuk mengatasi keterbatasan lahan, Pemkab Subang berupaya mengoptimalkan lahan yang ada melalui intensifikasi pertanian. Salah satunya dengan memanfaatkan Waduk Sadawarna yang mengairi sekitar 1.700 hektare sawah di wilayah tersebut.

Agus menambahkan, produktivitas sektor pertanian di Subang saat ini terus meningkat. Produksi pertanian sudah mencapai 1,2 juta ton, sementara harga gabah juga terjaga stabil berkat peran Perum Bulog. Kondisi ini membuat pendapatan petani meningkat dan kebutuhan pupuk dapat terpenuhi dengan baik.

Selain memperkuat sektor pangan, Pemkab Subang juga mendukung visi Presiden dengan memperbaiki infrastruktur pertanian. Pemerintah daerah menjalankan strategi nasional melalui perbaikan saluran irigasi yang rusak di sejumlah wilayah.

Selain berfokus pada beras, Subang juga mendorong pengembangan berbagai komoditas unggulan seperti nanas, manggis, dan sayuran, untuk mengoptimalkan potensi lahan pertanian yang tersedia.

Repost dari Berita Satu : https://www.beritasatu.com/bplus/2931471/1-tahun-prabowo-gibran-lumbung-pangan-bagi-ketahanan-nasional/3