2025 Outlook Terkini Pasar Sapi Australia

Dalam rangkaian pameran Livestock Expo & Forum (LEP) 2025, Valeska V., Regional Manager Southeast Asia dari Meat & Livestock Australia (MLA), memberikan pemaparan mendalam mengenai kondisi terkini pasar sapi Australia serta proyeksi ke depan. Dalam kesempatannya, Valeska menyampaikan bahwa MLA bukan lembaga advokasi, melainkan penyedia jasa di bidang pemasaran, riset, dan edukasi untuk industri daging merah.

 

“MLA didanai oleh para peternak daging merah di Australia, dari sapi, kambing, hingga domba. Tujuan utama kami adalah memastikan profitabilitas produsen dan daya saing secara global,” ungkap Valeska di hadapan para peserta LEP 2025, pada Rabu (14/5).

 

Valeska memaparkan bahwa sistem peternakan di Australia sangat berbeda dari Indonesia. Dengan lebih dari 80.000 peternakan yang tersebar di jutaan hektar lahan, produksi di Australia berjalan dalam skala ekstensif dan efisien. “Rata-rata satu peternakan memelihara ribuan sapi, bukan hanya satu atau dua seperti di Indonesia,” ujarnya.

 

Salah satu hal menarik dalam pemaparannya adalah soal siklus populasi sapi di Australia yang cenderung mengikuti pola 8-10 tahunan. Fluktuasi populasi sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, kapasitas lahan, serta dinamika harga pasar global. “Saat harga tinggi, peternak fokus memperbesar kawanan. Tapi saat jumlah sapi meningkat dan harga menurun, mereka mulai menjual,” jelasnya.

 

Secara geografis, sebagian besar sapi hidup yang diekspor ke Indonesia berasal dari Australia bagian utara. Jenis sapi Brahman dari kawasan ini memang sangat cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia. Sementara di bagian selatan, lebih banyak ditemukan sapi jenis bos taurus, yang biasanya diolah lebih dahulu sebelum diekspor dalam bentuk daging.

 

Meski hanya menyumbang sekitar 3 % dari total produksi sapi dunia, Australia mampu menjadi eksportir utama dengan pangsa 15 % dari perdagangan global. “Kami mengekspor sekitar 1,8 juta ton daging sapi setiap tahun ke lebih dari 100 negara. Efisiensi produksi kami sangat tinggi,” imbuhnya.

 

Valeska menjelaskan bahwa daging sapi Australia terbagi menjadi dua jenis utama berdasarkan sistem pemeliharaan: grass-fed dan grain-fed. “Pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih banyak menyerap grass-fed frozen beef, sementara negara seperti Jepang dan Korea lebih menyukai grain-fed beef,” tuturnya.

 

Dalam proyeksi 2025, populasi sapi Australia diperkirakan menurun tipis sekitar 1,4 % menjadi 30 juta ekor, akibat meningkatnya pemotongan sapi betina. Namun, produksi daging tidak terdampak signifikan karena bobot karkas rata-rata meningkat 30 kg dalam sepuluh tahun terakhir.

 

Walaupun populasi sapi sedikit turun, produksi daging tetap tinggi, sekitar 2,56 juta ton, dan 70 % dari itu akan diekspor. Ia juga menyoroti peningkatan kapasitas feedlot di Australia yang kini mencapai 1,6 juta ekor, jauh lebih besar dibandingkan Indonesia yang sekitar 250 ribu ekor.

 

Terkait ekspor sapi hidup, Valeska menyebutkan bahwa Indonesia masih menjadi pasar utama. “Pada 2024, ekspor mencapai rekor tertinggi dengan lebih dari 530 ribu ekor sapi bakalan masuk ke Indonesia. Sekitar 70 % dari ekspor sapi hidup Australia masih ditujukan ke Indonesia,” paparnya.

 

Valeska menambahkan bahwa tren ekspor ke Indonesia sangat dipengaruhi oleh waktu rilis izin impor dan momen hari besar keagamaan. Dengan Idul Fitri dan Idul Adha yang semakin awal di tahun, tren ekspor diprediksi akan meningkat mulai Oktober 2025 untuk memenuhi permintaan awal 2026.

 

Melihat kebijakan Indonesia yang mendorong impor indukan dan sapi perah, Australia juga tengah menyiapkan pasokan yang sesuai. “Kami melihat adanya potensi peningkatan impor sapi indukan dan perah dari Australia dalam waktu dekat,” tandasnya.

 

Di akhir presentasinya, Valeska menegaskan pentingnya kolaborasi strategis jangka panjang antara Australia dan Indonesia. “Kami percaya bahwa hubungan kedua negara dalam sektor peternakan sangat penting dan saling menguntungkan,” pungkasnya mengakhiri.

 

Repost dari Trobos Livestock : http://troboslivestock.com/detail-berita/2025/05/15/57/19281/outlook-terkini-pasar-sapi-australia