Hadapi Fluktuasi Harga Telur, Kementan Luncurkan Langkah Strategis untuk Peternak
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperkuat serapan telur ayam ras dan menjaga stabilisasi harga di tingkat peternak. Hal tersebut dilakukan dengan sinergi lintas sektor untuk menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan serta memastikan keberlanjutan usaha peternakan rakyat di Indonesia.
“Peran serta semua pihak sangat penting dalam menjaga keseimbangan pasar telur, terutama dalam mendukung keberlanjutan usaha peternak rakyat,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda saat berkunjung ke Rumah Kebersamaan Peternak Layer Mandiri di Blitar, Sabtu (19/4/2025).
Indonesia saat ini menempati posisi sebagai produsen telur terbesar ketiga di dunia pada tahun 2025 ini, setelah China dan Jepang, dengan potensi produksi mencapai 6,52 juta ton atau sekitar 104,17 miliar butir.
Adapun capaian tersebut menjadi penanda peningkatan produktivitas yang signifikan berkat perbaikan genetik ayam ras petelur dan teknologi kandang tertutup yang mulai banyak diterapkan oleh peternak.
Kendati produksi telur nasional terus meningkat, namun tantangan baru muncul pada pasca Lebaran ketika permintaan telur menurun hingga 30%. Imbasnya, hal tersebut menyebabkan harga telur di tingkat peternak terutama di sentra produksi mengalami tekanan.
Maka dari itu, Kementan, untuk mengatasi masalah tersebut, telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur pengawasan peredaran telur fertile dan infertile guna menjaga stabilitas harga.
Lebih lanjut, untuk mendukung stabilitas pasar, Agung menjelaskan jika pihaknya mendorong perusahaan pakan (feedmil) untuk memberikan dukungan kepada peternak UMKM agar meminimalisir panic selling ketika harga telur merosot.
Di sisi lain, Kementan juga mengusulkan program penyerapan telur oleh koperasi pegawai di instansi pemerintah pusat dan daerah, serta mendorong pemeirntah daerah untuk mewadahi distribusi telur dari sentra produksi ke wilayah defisit.
Adapun satu langkah strategis lainnya yakni dengan cara mempercepat implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diharapkan bisa menyerap produksi peternak rakyat secara signifikan.
“Dengan 95% produksi telur nasional berasal dari peternak mandiri, kami memastikan bahwa keberpihakan terhadap peternakan rakyat tetap menjadi prioritas,” tegas Agung.
Tak hanya itu, Kementan juga menekankan pentingnya kekompakan peternak dalam menjaga kestabilan harga.
“Penyelesaian fluktuasi harga tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada kesepakatan bersama antarpeternak untuk menjaga keseimbangan pasar. Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, peternak, dan pelaku usaha, sektor perunggasan Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional,” ungkap Agung.
Repost dari Warta Ekonomi : https://wartaekonomi.co.id/read564232/hadapi-fluktuasi-harga-telur-kementan-luncurkan-langkah-strategis-untuk-peternak