Kasus PMK di Pacitan Menurun, Tapi Ancaman Masih Mengintai
Tren kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Pacitan mulai menunjukkan penurunan. Namun, penyakit menular ini masih menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan. Hingga awal April 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan mencatat 1.522 kasus PMK, dengan 191 ekor sapi mati dan 74 ekor lainnya dipotong paksa karena kondisi infeksi yang parah.
Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Pacitan, Agus Rustamto, menyampaikan bahwa sebanyak 971 ekor sapi telah dinyatakan sembuh. Namun, masih ada 286 ekor sapi yang dalam kondisi sakit dan membutuhkan penanganan intensif.
“Meski dalam beberapa hari terakhir tidak ditemukan kasus baru, kami tetap waspada. Penurunan ini salah satunya dipengaruhi oleh cuaca panas yang menghambat penyebaran virus PMK,” ujar Agus, Senin (14/4/2025).
PMK merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Picornaviridae, yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Penyebarannya yang cepat membuat penyakit ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, DKPP Pacitan terus menggencarkan program vaksinasi serta edukasi kepada para peternak. Pengawasan terhadap lalu lintas ternak juga diperketat. “Kerja sama dari para peternak sangat dibutuhkan, terutama dalam hal vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang. Penanganan yang serius menjadi kunci agar PMK tidak kembali meledak,” tegas Agus.
Repost dari Berita Jatim : https://beritajatim.com/kasus-pmk-di-pacitan-menurun-tapi-ancaman-masih-mengintai