Peneliti BRIN Sebut Simulasi Pemuliaan Ternak, Potensi Besar untuk Dongkrak Daya Saing Unggas

Peneliti Pusat Riset Peternakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ferdy Saputra, menyoroti potensi besar simulasi pemuliaan ternak (animal breeding simulation) dalam memperkuat daya saing unggas dan non ruminansia lokal.

Menurutnya, dengan pendekatan ini, proses seleksi dan pemuliaan ternak dapat dilakukan lebih cepat, presisi, dan efisien.

“Tidak hanya itu, teknologi ini memungkinkan integrasi data genetik, genotipe, hingga faktor lingkungan. Sehingga, proyeksi hasil pemuliaan dapat dirancang secara lebih akurat untuk menghasilkan rumpun unggul yang adaptif dan berdaya saing global,” katanya, dalam Webinar Risnov Ternak ke-6, bertajuk “Prospek Peningkatan SDG Unggas dan Non Ruminansia Lokal melalui Pemanfaatan Teknologi Terkini”, Selasa (19/08/2025).

Sektor peternakan unggas dan non ruminansia kini menjadi perhatian serius dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Sebagai penyedia utama protein hewani terjangkau, pengembangannya tidak hanya berdampak pada kesehatan dan gizi masyarakat, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Penerapan teknologi dalam peningkatan SDGs unggas dan non ruminansia lokal merupakan langkah strategis agar sistem peternakan kita lebih adaptif, inklusif, dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi seperti simulasi pemuliaan dinilai semakin relevan,” ujar Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Puji Lestari.

Lebih lanjut, Dia menekankan bahwa perubahan iklim, fluktuasi harga pasar, hingga tekanan global menuntut pengembangan ternak lokal yang lebih berkelanjutan. Menurutnya, ternak lokal bukan sekadar simbol kekayaan hayati, tetapi aset strategis untuk menjamin ketahanan pangan Indonesia di masa depan.

Senada dengan itu, Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Santoso, menekankan pentingnya integrasi riset dan teknologi dalam pengembangan ternak lokal. Dia menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi akan memperkuat potensi unggas dan non ruminansia lokal agar lebih produktif, adaptif, dan memiliki daya saing.

“Integrasi teknologi dalam pemuliaan ternak adalah kunci bagi peternakan berkelanjutan yang mampu menopang ketahanan pangan nasional,” tegasnya.

Melalui pemanfaatan teknologi modern, peternakan unggas dan non ruminansia lokal bukan hanya mampu menopang ketahanan pangan, tetapi juga mendorong pencapaian SDGs secara lebih nyata.

Repost dari Panen News : https://www.panennews.com/peternakan/1681512196/peneliti-brin-sebut-simulasi-pemuliaan-ternak-potensi-besar-untuk-dongkrak-daya-saing-unggas