Penyakit Ternak Bervariasi, Distan Bengkulu Selatan Akui Sulit Ditangani
Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan mengakui akhir-akhir ini jenis sakit pada hewan ternak sangat bervariasi. Bahkan akibat serangan penyakit LSD, SE, Jembrana, PMK dan kecacingan hingga demam tiga hari, sudah ribuan ekor ternak di Bengkulu Selatan mati dalam waktu tiga bulan terakhir. Parahnya lagi, ternak sakit kali ini sangat sulit ditangani.
Bahkan pemberian obat dan juga vaksinasi terhadap ternak juga tidak bisa menangkal serangan penyakit yang luar biasa kuat.
Kadistan Bengkulu Selatan, Sakimin, S.Pt menduga bahwa tingginya jumlah penyakit yang menyerang ternak bukan hanya factor cuaca. Namun dia mengaku hal ini dapat terjadi karena mobiliasi ternak yang tidak terkendali. Terutama ternak dari luar daerah yang dibawa ke Bengkulu Selatan.
Di samping itu, dia juga menduga bahwa telah terjadi mutasi genetic pada virus yang menyerang sapi sehingga kebal terhadap obat.
“Kalau dulu, penyakit ternak ini musiman. Tapi sekarang beragam jenis sakit bisa menyerang dalam rentang waktu yang bersamaan. Sehingga petugas kami juga kewalahan menangani,” jelasnya.
Masih kata Sakimin, dengan bervariasinya jenis penyakit. Maka proses vaksinasi juga terhambat. Bahkan, dalam satu kandang bisa saja ada beberapa ternak yang terpapar sakit yang berbeda. Kondisi ini tentu menyulitkan penanganan.
“Misal ada yang terkena SE, namun ada juga yang terpapar jembrana. Makanya ini tidak bisa dilakukan penanganan yang sama. Utamanya yang paling dapat dilakukan adalah pengasingan terlebih dahulu ternak,” beber Sakimin.
Meski demikian, Sakimin mengaku pihaknya tetap bekerja keras mengentaskan sakit pada ternak. Dirinya berkomitmen kedepan ternak Bengkulu Selatan dapat terbebas dari penyakit yang mematikan.
Lebih daripada itu, dirinya juga mengajak masyarakat agar proaktif melakukan penanganan ternak yang sakit.
“Kalau ada ternak yang mati karena sakit, bangkainya jangan langsung dibuang. Sebaiknya dikubur atau dibakar sampai habis. Sehingga bibit penyakitnya tidak lagi menular,” demikian Sakimin.
Repost dari Radar Selatan : https://radarselatan.bacakoran.co/read/21117/penyakit-ternak-bervariasi-distan-bengkulu-selatan-akui-sulit-ditangani