Terkait Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak, Kota Malang Tunggu Pasokan Vaksin dari Kementan RI
Malang – Pemkot Malang mengonfirmasi ada 12 ekor sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kukun (PMK) pada awal 2025. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang akan melakukan vaksinasi yang direncanakan Februari mendatang. Vaksinasi kemungkinan besar tidak bisa dilakukan pada Januari karena belum ada informasi pasokan logistik dari Kementerian Pertanian.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi menjelaskan, vaksinasi direncanakan kepada 2.500 ekor sapi. Jumlah target vaksinasi pada 2024 lebih banyak dibanding pada 2024 yang mencapai 2.400 ekor sapi.
"Vaksinasi pada sapi masih menunggu dari Kementan dan Pemprov Jatim. Vaksinasi tahun 2025 masih menunggu karena sesuai kebijakan mengutamakan kasus PMK terbesar di provinsi lebih dulu," ujarnya.
Slamet menjelaskan temuan 12 ekor sapi terindikasi PMK pada awal tahun 2025 merupakan penambahan dari kasus sebelumnya sampai Desember 2024 sebanyak 25 kasus.
Dari temuan PMK tersebut, sebanyak 19 ekor sapi sembuh, dan 2 ekor sapi disembelih. Adapun 4 ekor sapi dalam proses pengobatan.
"Dua ekor sapi yang dipotong masih layak konsumsi tapi yang jeroan, kaki dan mulut dikubur di dalam tanah," katanya.
Sampai saat ini, lanjutnya, sedang berlangsung pengobatan pada sapi yang terserang PMK dengan memberikan vitamin dan obat cacing, serta penyemprotan disinfektan di kandang.
Dispangtan mengirimkan surat kepada pelaku usaha dan rumah potong hewan (RPH) agar memperhatikan gejala klinis PMK.
Pelaku usaha dan RPH juga diminta menanyakan surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal ternak.
"Bila belum ada surat kesehatan hewan saat lalu lintas ternak sapi agar diurus dahulu," ucapnya.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Tugu Aneka Usaha, Dodot Tri Widodo mengatakan pihaknya belum menemukan adanya kasus sapi positif PMK yang hendak dipotong. Dalam sehari, RPH di tempatnya bisa memotong hingga 40 ekor sapi, 25 kambing, dan 20 babi. Pihaknya cukup selektif memilih sapi yang hendak dipotong. Dodot mengatakan, saat ini jumlah sapi lokal banyak yang turun dampak dari PMK beberapa tahun lalu.
Sapi yang dipotong kebanyakan merupakan sapi impor. Ia berharap, para peternak dari hulu mendapatkan tindakan yang tepat untuk mencegah penularan PMK.
"Kalau posisi kami ini kan di hilir, peternak dari bawah harus mendapat tindakan menurut saya karena sumbernya dari sana," ujarnya.
Banyak peternak dari luar kota memotong hewannya di RPH Tugu Aneka Usaha. Hal itu cukup wajar karena pemilik sapi potong banyak berasal dari luar kota.
"Pekan depan rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dispangtan. Kami telah menerima pemberitahuannya," terang Dodot.
Repost dari Suryamalang : https://suryamalang.tribunnews.com/2025/01/14/terkait-penyakit-mulut-dan-kuku-pada-ternak-kota-malang-tunggu-pasokan-vaksin-dari-kementan-ri